Ketika kita mendengar kata Rinjani, yang terlintas dipikiran kita adalah tentang Gunung dengan tinggi 3726 meter, yang ada di Pulau Lombok. Gunung ini tidak hanya menawarkan keindahan alam pegunungan yang khas, tetapi juga komunitas manusia yang tinggal di kawasan kaki Gunung Rinjani, memiliki adat kebudayaan yang unik dan berbeda dari tempat lainnya. Berbicara tentang budaya tak lepas dari produk budaya daerah.
Sembalun merupakan salah satu Desa yang ada dikawasan kaki Gunung Rinjani. Desa Sembalun di huni oleh masyarakat Suku Sasak. Masyarakat di Desa Sembalun memiliki produk budaya berupa kain dengan corak yang khas.
Kain-kain ini tidak hanya memiliki corak khas tetaapi juga memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Adapun contoh corak dan keguanaannya bagi kehidupan sosial masyarakat sebagai berikut:
- Kain Londong

Londong merupakan kain yang digunakan dalam keseharian masyarakat. masyarakat tradisi jarang yang menggunakan celana dalam kehidupan sehari-harinya. selain itu, londong juga di gunakan dalam ritual ibadah, pesta dan ngelayat. adapun ukuran kain londong pada umumnya 100×200 cm.
2. Beraruq Abang Tongkel

Beraruq abang tongkel, merupakan kain yang sering digunakan oleh masyarakat dalam acara-acara tradisi. Misalnya dalam acara pernikahan biasanya digunakan sebagai pelapis dodot (kain bawahan dalam pakaian adat). ukuran kain beraruq abang tongkel biasanya sekitar 110 x 240 cm.
3. Sagaq Mandi

Kain Sagaq mandi, merupakan salah satu kain yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. kain ini ada yang bertekstur kasar dan halus. bisanya masyarakat menggunakannya sebagai kain penutup dan terkadang juga menggunakannya sebagai bebet (sabuk). kain Sagaq Mandi biasanya berukuran sekitar 110 x 240 cm
4. Osap Perwangsa

Dalam masyarakat Sasak tradisi kain Osap perwangsa biasa digunakan sebagai penutup/kain kafan masryarakat bangsawan. kain ini memiliki motif ketupat berwarna. kain ini ditenun dari benang katak (benang mentah). Benangnya diolah dari buah pohon randu (benang kapas). ukuran kain Osap Perwangsa yang ada dimasyarakat beraneka ragam, tetapi yang banyak ditemukan berkisar antara 50 x 40 cm.
5. Osap Jamaq

Osap Jamaq memiliki fungsi yang sama dengan Osap Perwangsa, yaitu sebagai kafan/kain penutup mayat pada masyarakat tradisi. Kain osap jamaq memiliki motif ketupat yang lebih kecil. Motifnya berwarna hitam dan merah. Kain Osap Jamaq biasa digunakan oleh anggota masyarakat biasa/bukan bangsawan. Kain ini ditemukan dimasyarakat berukuran 50 x 40 cm
6. Kemaruq Abang Tongkel

Kemaruq Abang Tongkel, merupakan kain dengan fungsi dan kegunaan mirip dengan Beraruq abang tongkel. Kain ini sering digunakan oleh masyarakat dalam acara-acara tradisi. Misalnya dalam acara pernikahan biasanya digunakan sebagai pelapis dodot (kain bawahan dalam pakaian adat). ukuran kain Kemaruq abang tongkel biasanya sekitar 110 x 240 cm.
7. Temben

Kain Temben biasanya digunakan masyarakat pada acara perkawinan, oleh mempelai. Pada saat ritual mandi pengantin kedua mempelai menggunakan kain ini sebagai pembasak (kain penutup badan untuk mandi). Kain ini biasanya berukuran 100 x 220 cm.
8. Sabuk dan Selendang

Sabuk dan selandang merupakan pakain pelengkap di masyarakt sasak tradisi. Masyarakat sasak baik yang laki-laki dan permpuan biasa menggunakan sabuk untuk menambah kekuatan kain pengikat agar tidak cepat melorot. Dalam kesehariannya masyarakt biasnaya menggunakan kain, sehingga untuk mencegah kain cepat melorot biasanya masnyarakt mengikatnya dengan sabuk. selain sebagai penguat ikatan kain, sabuk juga biasanya diikatkan lebih kuat keperut untuk membantu menahan lapar dikala musim paceklik.

Selain sabuk, selendang juga digunakan sebagai asesoris dalam berpakaian masyarakat tradisi, terutama digunakan oleh kalangan perempuan. selain sebagai asesoris, selendang juga multi fungsi yaitu sebagai umbak (kain untuk menggendong bayi) dan juga sebagai alas untuk ng-eson (menjinjing benda dikepala). Selendang ini ditemukan dimasyarakt dengan ukuran 50 x 200 cm.
9. Pucuk Rebung

Kain dengan corak pucuk rebung. Kain ini biasanya digunakan dalam keseharian masyarakt, untuk pergi ke sawah, ke pasar dan kegiatan-kegiatan keseharian lainnya. Kain ini dikatan kain pucuk rebung, karena memiliki corak segitiga lancip. pola segitiga ini terlihat seperti rebung (tunas bambu) sehingga masyarakat menakaman kain dengan corak ini dengan corak kain pucuk rebung. kain ini biasanya berukuran 50 x 200 cm.
Demikian beberapa kain dengan corak khas yang ditemukan di daerah Sembalun, kawasan kaki gunung Rinjani. Suku sasak mengenal aktivitas menenun dengan sebutan nyesek (e dibaca seperti e pada lebar). aktivitas ini biasanya dilakukan oleh para perempuan untuk mengisi waktu menunggu panen.
Tidak hanya di seputaran kaki gunung Rinjani. kegiatan pembuatan kain ini /menenun juga dilakukan oleh masyarakat sasak hampir diseluruh komunitas yang ada di Pulau Lombok. Hal ini mungkin yang menjadi penyebab perbedaan corak pada setiap kain yang dihasilkannya.
Sumber: Artikel “Ragam Corak Tenun di Nusa Tenggara Barat” (Oleh: Moch Yamin)